Senin, 19 April 2010

Sekilas Orkes Gema Majapahit

Gema Majapahit sebuah kelompok orkes keroncong dari daerah Mranggen Kabupaten Demak Jawa Tengah pimpinan Sudi Wahono. Dalam kiprahnya didunia musik, kelompok ini menitik beratkan peranan musik keroncong sebagai musik penghibur diri (rekreatif). Maksudnya para musisi dan penyanyi dalam memainkan punya misi menghibur diri sendiri baik indifidu maupun secara kelompok. Dalam perkembangannya kelompok musik ini selalu mengakomodasi reques dari anggota dan penggemarnya yang beragam selera untuk menghibur diri maka pada setiap tampilan konser Gema Majapahit berusaha tampil sebagai kelompok keroncong penghibur dengan selera warna-warni.

Para penyanyi yang mendukung OK. Gema Majapahit : M. Azhar, Sudi Wahono, Rohmi Sutaryo, Cholif, Suharno, Sungkono RA dan Tri Murdayanti.
Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Pada tiap lirik lagu-lagu berirama keroncong diwarnai tema-tema yang membangkitkan jiwa patriotis berupa ungkapan keindahan alam semesta Indonesia, ungkapan rasa suka cita dan terkadang lagu-lagu jenaka yang mampu mengmbangkan senyum pendengarnya.

Keroncong adalah sejenis musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado. Sejarah keroncong di Indonesia dapat ditarik hingga akhir abad ke-16, di saat kekuatan Portugis mulai melemah di Nusantara. Keroncong berawal dari musik yang dimainkan para budak dan opsir Portugis dari daratan India (Goa) serta Maluku. Bentuk awal musik ini disebut moresco.

Keroncong dikatakan bermula di Pulau Jawa pada abad ke-16 sewaktu pengaruh Portugis mula bertapak di kawasan Tenggara Asia. Ketika itu, seni muzik gamelan digemari di seluruh Pulau Jawa. Alat-alat muzik Barat telah digunakan untuk memainkan lagu-lagu daerah termasuk gamelan.Proses penyesuaian ini mengambil masa yang lama. Hasilnya seni muzik keroncong menjadi sempurna pada akhir abad ke-19. Namun begitu corak muzik keroncong ini berubah dari semasa ke semasa.

Bentuk seni keroncong dengan seni muzik gamelan mempunyai beberapa aspek yang hampir sama misalnya rentak dan bentuk melodinya. Muzik gamelan dimainkan dengan cara yang teratur, tetapi muzik keroncong dapat ditokok tambah mengikut perasaan pemain-pemainnya.
 
Muzik keroncong berkembang ke Malaysia dengan kedatangan orang-orang Jawa pada awal abad ke-20. Dikalangan kaum Baba dan Nyonya, lagu keroncong sangat digemari. Di Indonesia, ramai keturunan Cina yang meminati lagu keroncong dan ada antara mereka yang menjadi pencipta terkenal.
 
Alat melodi dan bentuk suara yang digunakan dalam persembahan keroncong juga lebih luas. Alat Musik keroncong yang dipergunakan OK. Gema Majapahit : Gitar akustik (Pak Giri), Biola (Pak Budi), Seruling/Flute (Pak Junaidi), Double Bass (Kawul Suwarno), Cello (Mas Gun), Cuk (Hengky Birawan) dan Crang (Suharno).
 
Gema Majapahit eksis sebagai musik keoncong di kota Semarang yang tampil untuk keperluan hajatan hiburan pernikahan dan khitanan. Partisipasi Gema Majapahit dalam event yang diselenggarakan HAMKRI seperti Warna-warni Keroncong dan Warung Keroncong mendapat apresiasi yang memuaskan penonton penggemar musik keroncong. 
 
Perhelatan Perayaan HUT Kemerdekaan RI pada tahun 2009 OK. Gema Majapahit tampil mengibur di TVRI Jawa Tengah setelah tayangan upacara penurunan Bendera Pusaka. TV Borobudur dan RRI Semarang beberapa kali memberikan kesempatan kepada OK. Gema Majapahit untuk mempersembahkan alunan syair dan melodi yang menghibur pendengar.



ShoutMix chat widget

1 komentar:

Admin mengatakan...

hemmmmm
sungguh mengagumkan